Bisnis

Zona terbang tanpa rute yatra amarnath menimbulkan pertanyaan stabilitas di Kashmir

Jammu: A Sadhu tiba di base Camp Ram Mandir menjelang Amarnath Yatra 2025 tahunan, di Jammu. Ziarah dijadwalkan mulai dari 3 Juli

Pihak berwenang di Jammu dan Kashmir telah menyatakan rute Amarnath Yatra tahunan sebagai zona larangan terbang, menarik kritik dari para pemimpin politik dan analis yang mengatakan langkah tersebut dapat merusak upaya untuk memproyeksikan wilayah tersebut sebagai stabil dan aman.

Departemen Dalam Negeri Jammu dan Kashmir pada hari Selasa mengumumkan bahwa kedua rute yang mengarah ke Kuil Gua Himalaya-kapak Baltal dan Pahalgam-telah ditetapkan sebagai zona larangan terbang.

Para pejabat mengatakan tindakan itu ditujukan untuk memperkuat keamanan untuk ziarah, yang dijadwalkan akan dimulai pada 3 Juli dan berakhir pada 9 Agustus.

Ketua Menteri Omar Abdullah mempertanyakan perlunya pembatasan, peringatan itu bisa mengirim pesan yang salah tentang situasi darat di wilayah tersebut.

“Tampaknya aneh bahwa layanan helikopter tidak diizinkan kali ini, dan mengirimkan pesan yang salah ke seluruh negara,” kata Abdullah kepada wartawan di Srinagar.

Ketua Menteri mengatakan bahwa ia tidak memiliki akses ke input intelijen di balik langkah tersebut, tetapi mencatat bahwa pembatasan seperti itu diberlakukan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.

“Ini mungkin mengirim pesan yang salah tentang situasi di Kashmir,” tambahnya.

Abdullah, yang juga memegang portofolio pariwisata, telah melakukan upaya untuk memulihkan kepercayaan publik setelah serangan teror 22 April di Baisaran Meadows di Pahalgam, di mana 26 peziarah dan operator kuda poni lokal terbunuh.

Dia baru -baru ini mengetuai pertemuan kabinet di tempat -tempat wisata Pahalgam dan Gulmarg, yang bertujuan untuk memberi sinyal bahwa pemerintah tidak akan terhalang oleh tindakan kekerasan.

Analis politik mengatakan bahwa tatanan zona larangan terbang dapat meningkatkan kecemasan publik dan meredam upaya untuk menarik wisatawan.

“Langkah ini secara tidak perlu peka situasi,” kata Shahnawaz Hussain, seorang analis politik yang berbasis di Lembah. “Ini akan menciptakan kesan bahwa situasinya begitu tegang sehingga bahkan mendorong pemerintah untuk memberlakukan pembatasan wilayah udara.”

Hussain menambahkan bahwa satu serangan teror pun tidak boleh dibiarkan membatalkan upaya pembangunan perdamaian yang dilakukan di wilayah tersebut sejak pencabutan Pasal 370 pada tahun 2019.

Diterbitkan pada 18 Juni 2025

Sumber
https://www.thehindubusinessline.com/news/national/no-fly-zone-on-amarnath-yatra-route-raises-stability-questions-in-kashmir/article69707865.ece

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button