Bisnis

Jamie Dimon mengatakan dia adalah ‘patriot’ AS tetapi melihat seberapa jauh China datang

CEO JPMorgan Jamie Dimon mengatakan dia mengakui prestasi China dalam mengangkat rakyatnya, meskipun dia menganggap dirinya sebagai “kapitalis patriot Amerika.”

“Mereka telah melakukan pekerjaan besar selama 20 tahun terakhir mengangkat orang -orang mereka,” kata Dimon kepada Bloomberg dalam sebuah wawancara di Shanghai pada hari Kamis waktu setempat.

“Itu tidak berarti saya pribadi setuju dengan semua yang mereka lakukan. Saya seorang kapitalis patriot Amerika berdarah merah, tetapi saya mengerti bahwa mereka dapat mengangkat negara mereka,” lanjut Dimon.

Ini bukan pertama kalinya Dimon mengakui pencapaian ekonomi China.

“Selama 20 tahun terakhir, Cina telah melaksanakan strategi ekonomi yang lebih komprehensif daripada yang kita miliki,” tulis Dimon dalam surat tahunannya kepada pemegang saham bulan lalu. “Para pemimpin negara telah berhasil mengembangkan negara mereka dan, tergantung pada bagaimana Anda mengukurnya, telah menjadikan China ekonomi terbesar atau terbesar kedua di dunia.”

“Apa yang dilakukan Cina dengan baik adalah mengelola negaranya secara keseluruhan – mengoordinasikan pemerintah dan bisnis sehingga mereka dapat memajukan beberapa tujuan strategis mereka,” tulis Dimon dalam suratnya.

Ketika ditanya apakah Cina tetap menjadi “pasar prioritas” untuk JPMorgan, mengingat ketidakpastian geopolitik, Dimon mengatakan kepada Bloomberg bahwa bank adalah “investor jangka panjang.”

“Ya, ada semua masalah lain yang menyebabkan kekhawatiran, tetapi kita harus berurusan dengan dunia yang kita miliki, bukan dunia yang kita inginkan, dan kita akan terus tumbuh,” kata Dimon, Kamis.

“Kami tidak akan mundur,” tambahnya.

Pekan lalu, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan AS dan Cina telah sepakat untuk menurunkan tarif mereka sebesar 115% selama 90 hari. Bessent mengatakan AS akan mengurangi tarifnya pada barang -barang Tiongkok dari 145% menjadi 30%. China mengatakan akan menurunkan tarifnya dari 125% menjadi 10%.

“Konsensusnya adalah bahwa perusahaan akan melakukan bisnis di sini. Mungkin ada beberapa penyesuaian karena negosiasi perdagangan, tetapi saya tidak berpikir pemerintah Amerika ingin meninggalkan China,” kata Dimon kepada Bloomberg pada hari Kamis.

Perwakilan untuk Dimon tidak menanggapi permintaan komentar dari Business Insider.



Sumber

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button