Bisnis

Gen Z, Millennials menginginkan penipuan tas mewah dari merek -merek ini

Konten tentang “dupes” tas mewah – atau produk serupa pada titik harga yang lebih terjangkau – melonjak di media sosial Pada bulan April, menurut sebuah laporan baru, dengan pengguna mencari alternatif untuk beberapa merek terkenal lebih dari yang lain.

Laporan baru -baru ini dari Plot, platform manajemen untuk tim media sosial, menemukan posting tentang Dupes Bag Mewah meningkat sepuluh kali lipat antara Februari dan April tahun ini. Plot menggunakan alat AI untuk menganalisis 1.718 video di Tiktok dan Instagram yang menyebutkan dupes tas mewah atau istilah serupa, seperti replika atau pemalsuan, serta lebih dari 1.200 komentar pengguna.

Laporan Plot mengatakan Gen Z cenderung memiliki hubungan yang lebih positif dengan dupes daripada milenium, yang juga mencari dupe tetapi lebih kritis terhadap budaya dupe. Istilah “dupes” umumnya mengacu pada alternatif yang sebanding dengan produk tertentu, sambil menyebut sesuatu sebagai “palsu” biasanya berarti suatu produk mencoba untuk menganggap dirinya sebagai versi aslinya.

Untuk kedua milenium dan Gen Z, plot menemukan ada dua merek yang paling banyak dibahas: pertama, Louis Vuitton, dan kedua, Hermes.

BI sebelumnya melaporkan bahwa Hermes, yang terkenal dengan tas Birkin -nya, dan Louis Vuitton adalah dua merek tas mewah yang paling mungkin dipalsukan, menurut Realreal.

Untuk Gen Z, dupes tas mewah berikutnya yang paling sering dibahas adalah untuk Chanel, yaitu Dibahas sebanyak Hermes, diikuti oleh pelatih dan Gucci, analisis plot menemukan. Untuk milenium, Gucci dan Chanel. Merek tidak menanggapi permintaan Business Insider untuk memberikan komentar.

Dupes sangat populer di kalangan Gen Z, yang sering berbagi alternatif untuk produk -produk mahal di media sosial. Survei Business Insider dan YouGov yang dilakukan pada tahun 2023 menemukan bahwa 70% responden Gen Z mengatakan mereka kadang-kadang atau selalu membeli produk-produk bermerek yang lebih murah.

Susan Scafidi, Direktur Fashion Law Institute di Fordham Law School, baru -baru ini memberi tahu Bisnis Vogue Bahwa kata dupe digunakan sebagai pengganti istilah yang lebih negatif, seperti peniru atau tiruan.

“Tidak secara kebetulan, beberapa konsumen yang lebih muda secara khusus datang untuk memandang dupe sebagai tanda cerdas belanja, menunjukkan bahwa pembeli memiliki pengetahuan busana untuk mengenali yang asli tetapi kepintaran keuangan untuk membeli salinan itu sebagai gantinya,” katanya.

Apakah Anda punya cerita untuk dibagikan tentang penipu mewah? Hubungi reporter ini di kvlamis@businessinsider.com.



Sumber

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button