Trump ‘America First’ mungkin meninggalkan AS di belakang

Ideologi “America First” Presiden AS Donald Trump, yang, secara umum, memprioritaskan domestik di atas internasional, bertumpu pada asumsi bahwa dunia membutuhkan Amerika lebih dari yang dibutuhkan dunia.

Ini mungkin berlaku untuk status quo. AS adalah importir terbesar di dunia dan di antara eksportir terbesar, menurut Solusi Perdagangan Terpadu DuniaBasis data yang disediakan oleh Organisasi Perdagangan Dunia.

Tapi perubahan sedang terjadi. Negara menemukan cara untuk menanggapi gerakan nasionalistik Trump.

Negara-negara Asia Tenggara, yang mengalami beban tarif Trump, bersatu untuk meningkatkan perdagangan intra-regional dan mendiversifikasi tujuan ekspor mereka. China, setelah menilai tingkat keparahan ancaman Trump, tampaknya siap untuk memperkuat stimulus fiskal.

Ini juga tidak seperti AS yang memiliki monopoli atas semua aspek urusan internasional. Cina mengontrol banyak rantai pasokan elemen tanah jarang serta mineral kritis seperti nikel Dan tembaga. Lampu hijau Trump ke penambangan laut dalam dari elemen-elemen itu adalah pertanda yang dimainkan AS dengan China.

Kebijakan “Amerika Pertama” dapat menjadi bumerang karena mendorong negara lain untuk mengambil langkah -langkah yang dapat meninggalkan AS.

Minggu menang untuk saham
Indeks utama AS naik Jumatmenyimpulkan minggu di hijau. Itu S&P 500 Rose 0,74% Jumat untuk menandai kemenangan beruntun empat hari pertama sejak Januari. Itu NASDAQ COMPOSIT maju 1,26% dan Rata -rata industri Dow Jones beringsut naik 0,05%. Namun, stok berjangka ditepuk lebih rendah Minggu malam hari setempat. Regional Eropa Stoxx 600 Indeks ditambahkan 0,35% Jumat, itu Keuntungan harian keempat berturut -turut. Inggris Ftse 100 ditutup 0,1% naik untuk sesi positif ke -10 berturut -turut, memperpanjang kemenangan terpanjangnya sejak 2019.

China menyerukan lebih banyak dukungan ekonomi
China berencana untuk membantu bisnis yang berjuang dengan “banyak langkah“dan menyerukan” pengurangan tepat waktu “dengan suku bunga dalam menghadapi” peningkatan guncangan eksternal, “menurut a Pembacaan pertemuan Politburo Dipimpin Jumat oleh Presiden Xi Jinping, diterjemahkan oleh CNBC. Pertemuan Politburo, badan politik paling kuat kedua di Cina, datang ketika perang dagang antara AS dan Cina memanas.

Tanda-tanda Trump memerintahkan untuk meningkatkan penambangan laut dalam
Presiden AS Donald Trump menandatangani pada hari Kamis perintah eksekutif yang menyapu Lompat-awal Praktik Kontroversial Penambangan Laut Dalamyang menggunakan mesin berat untuk menghilangkan mineral dan logam dari dasar laut. Langkah ini berupaya menopang akses Amerika ke mineral penting secara strategis seperti nikel, tembaga dan elemen tanah jarang, mengimbangi China posisi dominan dalam rantai pasokan mineral kritis.

Negara -negara Asia Tenggara berpaling satu sama lain
Negara-negara Asia yang berorientasi ekspor terpukul keras oleh tarif “timbal balik” Trump dan perang dagang AS-Cina berikutnya. Cina adalah salah satu mitra dagang terbesar bagi negara -negara tersebut, sedangkan AS melayani sebagai negara mereka Mitra Strategis di daerah -daerah seperti pertahanan dan pembangunan. Alih -alih memilih sisi, negara -negara di kawasan itu mengembangkan ekonomi mereka sendiri dan memperkuat hubungan perdagangan satu sama lain.

(Pro) Mata pada pendapatan dan data
Lebih dari 180 perusahaan di S&P 500 melaporkan hasil mereka minggu iniMenjadikannya periode tersibuk di musim pendapatan kuartal pertama, catat Sarah Min dari CNBC. Perusahaan yang harus diwaspadai termasuk platform meta, Microsoft, Amazon dan Apple. Investor juga harus menonton Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, Rabu, dan Penggajian Nonpertanian, keluar Jumat.

Pekerjaan inflasi hampir selesai tetapi tarif risiko tampak – apa Anggota bank sentral Eropa mengatakan minggu ini

Pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa yang CNBC ajak bicara di Bank Dunia dan pertemuan musim semi dana moneter internasional minggu ini secara luas menempelkan nada dovish, menunjukkan mereka melihat suku bunga terus jatuh dan beberapa risiko terbalik terhadap inflasi zona euro.

Christine Lagarde, presiden Bank Sentral Eropa, mengatakan bahwa “proses disinflasi begitu banyak pada jalurnya sehingga kami hampir selesai.”

Namun, semua menekankan tingkat ketidakpastian yang tinggi saat ini, kebutuhan untuk tetap memantau data, dan risiko tinggi terhadap pandangan pertumbuhan. Lagarde, misalnya, memperingatkan bahwa ekonomi dunia mengalami “guncangan” yang akan menjadi “peredam pada PDB.”

Menggemakan sentimennya, Klaas Knot, presiden Bank Belanda, mengatakan “ketidakpastian yang diciptakan oleh ketidakpastian tindakan tarif oleh pemerintah AS bekerja sebagai faktor negatif yang kuat untuk pertumbuhan.”