Dari pengalaman dan pengamatan saya sendiri, retraumatisasi atau pemicu dapat menjadi potensi bahaya. Misalnya, menceritakan pengalaman pribadi trauma dalam pengaturan penelitian dapat menyebabkan kesusahan atau membawa kembali kenangan yang menyakitkan.
Privasi juga dapat dipengaruhi jika identitas peserta tidak dilindungi secara memadai, seperti ketika informasi sensitif dibagikan tanpa anonimisasi atau persetujuan yang memadai.
Akhirnya, eksploitasi dapat terjadi ketika para ahli pengalaman hidup diminta untuk memberikan wawasan tanpa kompensasi atau pengakuan yang adil, atau ketika input mereka digunakan dengan cara yang tidak mereka setujui, seperti untuk keuntungan atau prestise tanpa sepengetahuan mereka.
Untuk mengurangi bahaya ini, saya menyarankan untuk memastikan bahwa protokol penelitian etis dan menghormati peserta. Dukungan dan sumber daya yang memadai harus disediakan, seperti akses ke layanan konseling selama dan setelah partisipasi, sesi tanya jawab atau ruang aman untuk memproses emosi. Batas yang jelas dan harapan antara peneliti dan peserta juga kritis, termasuk transparansi tentang bagaimana data akan digunakan.