Beranda Berita Jutaan Muslim di Indonesia Menyambut Ramadan dengan Tradisi Meriah

Jutaan Muslim di Indonesia Menyambut Ramadan dengan Tradisi Meriah

30
0
Jutaan Muslim di Indonesia Menyambut Ramadan dengan Tradisi Meriah

Jutaan Muslim di Indonesia menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan berbagai tradisi khas, mulai dari berbelanja pakaian baru dan makanan manis hingga mengikuti parade dan membersihkan makam keluarga. Ramadan, yang dimulai pada hari Sabtu, menjadi momen penuh kebersamaan dan ibadah bagi masyarakat Muslim di tanah air.

Tradisi Unik di Berbagai Daerah
Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik untuk menyambut Ramadan. Mulai dari pawai obor yang penuh warna, permainan rebana, hingga tradisi membersihkan makam keluarga, semuanya mencerminkan semangat kebersamaan dalam menyambut bulan suci.

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengumumkan pada hari Jumat bahwa Ramadan dimulai pada hari Sabtu setelah hilal (bulan sabit) terlihat di Provinsi Aceh.

Di Tangerang, ratusan orang turun ke jalan mengikuti parade obor pada Rabu malam setelah shalat Isya. Mereka membawa obor, menyalakan suar, dan menyanyikan lagu-lagu Islami yang diiringi oleh rebana. Komunitas Tionghoa-Indonesia juga turut serta dengan menampilkan barongsai, yang biasanya identik dengan perayaan Imlek. Ini menjadi simbol persatuan dan toleransi antara komunitas Muslim dan Tionghoa.

Tantangan Ekonomi Selama Ramadan
Ramadan juga menjadi peluang bagi bisnis. Hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan menawarkan promo khusus, sementara masyarakat berbondong-bondong membeli pakaian baru dan dekorasi rumah untuk menyambut Idul Fitri.

Namun, di tengah euforia, banyak yang merasa khawatir dengan kenaikan harga bahan pokok. Asih Mulyawati, seorang ibu dua anak di Tangerang, mengungkapkan keresahannya.

“Harga kebutuhan dapur naik setiap hari. Saya khawatir ini akan berdampak pada perayaan Ramadan kami,” katanya.

Kementerian Perdagangan Indonesia menyebutkan bahwa harga bahan pokok seperti gandum, gula, daging sapi, dan kedelai melonjak akibat kenaikan harga komoditas global dan gangguan rantai pasokan. Bahkan, harga beras, telur, cabai, minyak sawit, dan bawang juga ikut naik.

Selain itu, kenaikan harga gas dan listrik turut menambah beban masyarakat. Heru Tatok, seorang pedagang di Pasar Senen Jakarta, mengatakan bahwa kondisi ekonomi yang lesu serta cuaca ekstrem belakangan ini memperburuk daya beli masyarakat.

Meski menghadapi berbagai tantangan, semangat Ramadan tetap terasa di seluruh penjuru negeri. Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi waktu untuk mempererat tali silaturahmi, berbagi dengan sesama, dan meningkatkan ketakwaan.

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi seluruh umat Muslim di Indonesia!