Pemerintah Indonesia Pilih Tiga Maskapai untuk Operasi Haji 2025

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Indonesia telah menandatangani kesepakatan dengan Lion Air, Garuda Indonesia, dan Saudia untuk berpartisipasi dalam program haji resmi tahun 2025.
Ketiga maskapai ini akan mengoperasikan penerbangan langsung dari 13 bandara di Indonesia menuju Arab Saudi selama musim haji. Dalam kesepakatan tersebut, Saudia akan menggunakan pesawat Boeing 777-300ER, sementara Lion Air akan mengandalkan Airbus A330-900neo. Garuda Indonesia juga akan menggunakan Boeing 777-300ER, bersama dengan beberapa jenis pesawat lainnya.
Rencana Operasi Maskapai
🛫 Lion Air akan mengoperasikan A330neo untuk melayani rute Padang dan Banjarmasin menuju Madinah. Maskapai ini menargetkan untuk mengangkut lebih dari 11.600 jemaah haji pada tahun ini.
🛫 Saudia, yang sudah memiliki penerbangan terjadwal ke Jakarta Soekarno-Hatta, akan membuka basis haji di Surabaya untuk melayani jemaah dari wilayah timur Indonesia.
🛫 Garuda Indonesia berencana mengerahkan 14 pesawat, termasuk satu cadangan, untuk operasional haji. Rinciannya:
- 6 pesawat milik Garuda
- 2 pesawat dari anak usahanya, Citilink
- 6 pesawat sewa basah (wet-lease)
Untuk memenuhi kebutuhan ini, Garuda telah membuka Request for Proposal (RFP) untuk menyewa pesawat dari keluarga Airbus A330 atau Boeing 777. Pesawat sewaan ini akan digunakan selama 2,5 bulan, mulai 1 Mei hingga 10 Juli 2025.
Persaingan Pasar Penerbangan Haji
Sebelumnya, Garuda Indonesia, sebagai maskapai milik negara, menguasai mayoritas pangsa pasar penerbangan haji Indonesia–Arab Saudi. Namun, karena berbagai kritik terkait kinerja operasional dan tingginya biaya tiket haji, pemerintah melalui PHU mengurangi dominasi Garuda dan membuka peluang bagi maskapai lain agar persaingan lebih sehat.
Menurut data kapasitas ch-aviation, Garuda Indonesia kini menjadi maskapai ketiga terbesar dalam rute Indonesia–Arab Saudi berdasarkan kapasitas kursi mingguan:
📌 Saudia – 39,08%
📌 Lion Air – 33,81%
📌 Garuda Indonesia – 21,23%
📌 Citilink – 5,88%
Pada awal Maret, empat maskapai ini mengoperasikan total 74 penerbangan pulang-pergi per minggu, mencakup 11 rute antara Indonesia dan Arab Saudi.
Permintaan Penerbangan Haji yang Tinggi
Sebagai negara Muslim terbesar di dunia dengan lebih dari 241 juta penduduk Muslim, Indonesia memiliki permintaan tinggi untuk penerbangan haji setiap tahunnya. Meskipun penerbangan reguler ke Arab Saudi tetap ramai sepanjang tahun, musim haji membutuhkan kapasitas tambahan yang signifikan.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk memfasilitasi penerbangan haji, meningkatkan jumlah kursi yang tersedia, serta menekan biaya perjalanan agar lebih terjangkau bagi jemaah.